MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD
(STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)
Pengertian Metode STAD
Pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh
Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Isjoni, 2013
: 51) merupakan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Dalam
Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD), siswa ditempatkan dalam
tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa
bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu
dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model
Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang
menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi
dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru
kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2013: 51) ada lima
komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian
materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal
atau teks. Penyajian difokuskan pada
konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja
pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok
menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus
tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik
yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan
bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus
lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu.
Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas,
satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu
mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam
satu kelompok, walaupun ini tidak berarti
siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi
tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan
bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan
keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga
bagi kesuksesan kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna
untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung
berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes
yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru
sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan
kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah
dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk
penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.
Penyampaian
tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan
motivasi siswa untuk belajar.
2.
Pembagian
kelompok
Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4 – 5
siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi
akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
3.
Presentasi
dari Guru
Guru
menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersbut serta pentingnya pokok
bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar
dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,
demonstrasi, pernyataan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari
– hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan
dikusai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara
mengerjakannya.
4.
Kegiatan
belajar dalam Tim (kerja tim)
Siswa
belajar dalam kelompoknyang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai
pedoman bagi kerja kelompok , sehingga semua anggota menguasai dan masing –
masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperluan. Kerja tim ini
merupakan ciri terpenting dari STAD
5.
Kuis
(Evaluasi)
Guru
mengevaluasi hasil belajar melalui pmberian kuis tentang materi yang
dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak
dibenarkan bekerja sama. Ini ilakukan untuk menjamin agar siswa secara
individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar
tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,
75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
6.
Penghargaan
prestasi tim
Setelah
pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka dengan
rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok
dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
7.
Menghitung
skor individu
Menurut
Slavin (Isjoni 2013:53), untuk menghitung
perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel penghitungan perkembangan skor individual
No.
|
Nilai Tes
|
Skor Perkembangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Lebih
dari 10 poin di bawah skor awal
10
sampai 1 poin di bawah skor awal
Skor
awal sampai
10 poin di atasnya
Lebih
dari 10 poin di atas skor awal
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)
|
0 poin
10
poin
20
poin
30
poin
30
poin
|
8.
Menghitung
Skor Kelompok
Skor
kelompok dihitung dengan membuat rata – rata skor perkembangan anggota
kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan anggota kelompok
dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata – rata
skor perkembangan kelompok.
No.
|
rata – rata skor
|
Kualifikasi
|
|
N
N+1
N+2
N+3
|
–
Tim
yang baik (good team)
Tim
yang baik sekali (great team)
Tim
yang istimewa (super team)
|
9.
Pemberian
hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing – masing kelompok satu
tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing
– masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kiteria tertentu yang ditetapkan
guru).
Fase-fase
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Adapun fase pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 1. 1
Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD
Fase
|
Kegiatan Guru
|
Fase 1
Menyapaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Menyampaikan semua tujaun pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
|
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan informasi
|
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
|
Fase 3
Mengorganisasikan siswa menjadi kelompok-kelompok
belajar
|
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien
|
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas mereka
|
Fase 5
Evaluasi
|
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
Fase 6
Memberikan penghargaan
|
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok
|
Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini cocok digunakan untuk materi yang
bersifat konsept, karena dengan menggunakan model ini siswa saling bekerjasama,
saling memotivasi, saling ketergantungan dan saling berbagi konsep-konsep yang
telah mereka peroleh.
Sumber :
Isjoni.
2013. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung :
Alfabeta
Informasi cukup bagus,
BalasHapus